Minggu, 24 Maret 2019

okupasi terapi


OKUPASI TERAPI DI INDONESIA

Sebelum membahas tentang Okupasi Terapi di Indonesia terlebih dahulu kita harus mengerti apa itu Terapi Okupasi, Terapi Okupasi adalah bentuk layanan kesehatan kepada masyarakat atau pasien yang mengalami gangguan fisik dan atau mental dengan menggunakan latihan/aktivitas mengerjakan sasaran yang terseleksi(okupasi) untuk meningkatkan kemandirian individu pada area aktivitas kehidupan sehari-hari, produktivitas dan pemanfaatan waktu luang dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Tujuan utama dari Okupasi Terapi adalah memungkinkan individu untuk berperan serta dalam aktivitas keseharian. Okupasi terapis mencapai tujuan ini melalui kerja sama dengan kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk terlibat dalam aktivitas yang mereka inginkan, butuhkan, atau harapkan untuk dikerjakan, serta dengan mengubah aktivitas atau lingkungan yang lebih baik untuk mendukung keterlibatan dalam aktivitas.


Sejarah Okupasi Terapi di Indonesia.
Pelayanan okupasi terapi di Indonesia dimulai sekitar tahun 1970 dipelopori oleh dua orang okupasi terapis. Mereka adalah Bapak Harry Siahaan yang lulus dari Selandia Baru dan Bapak Joko Susetyo yang lulus dari Australia. Bapak Harry memulai pelayanan okupasi terapi di kesehatan jiwa dan beliau merupakan pelopor pelayanan okupasi terapi di kesehatan jiwa. Sedangkan Bapak Joko mendirikan pelayanan okupasi terapi di Rumah Sakit Ortopedi di Solo dan beliau merupakan pelopor pelayanan okupasi terapi di gangguan fisik. Setelah itu, mereka berdua mengelola pelatihan okupasi terapi asisten di rumah sakit besar di Indonesia. Selama tahun 1970 – 1997, pelayanan okupasi terapi di rumah sakit dilakukan oleh okupasi terapi asisten. Beberapa okupasi terapis dari luar negeri seperti dari Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda juga datang ke Indonesia untuk memberikan pelatihan untuk okupasi terapi asisten di beberapa rumah sakit.

Pada tahun 1989, empat orang dosen dari Akademi Okupasi Terapi Surakarta dikirim ke Universitas Alberta, Kanada untuk meraih Sarjana Okupasi Terapi dengan dibiayai The Canadian International Developmental Agency. Mereka adalah Tri Budi Santoso, Bambang Kuncoro, Dedy Suhandi, dan Khomarun. Mereka berempat menjadi staf inti Akademi Okupasi Terapi Surakarta. Proyek lainnya termasuk persiapan jurusan okupasi terapi pertama di Indonesia, kunjungan ke rumah sakit dan pembuat kebijakan yang berkaitan dengan okupasi terapi, pelatihan kurikulum okupasi terapi, penyediaan buku okupasi terapi dan peralatan laboratorium okupasi terapi. Akademi Okupasi Terapi Surakarta, Indonesia didirikan pada tahun 1994. Pada tahun 1997, mahasiswa okupasi terapi angkatan pertama lulus dan sebagian besar dari mereka langsung bekerja. Pada tahun 2000, jurusan okupasi terapi disetujui oleh WFOT. Departemen Okupasi Terapi Fakultas Rehabilitasi Medik Universitas Alberta sampai sekarang membantu jurusan okupasi terapi di Sukarta. Saat ini akademi okupasi terapi di Surakarta bergabung dengan Polteknik Kesehatan Surakarta (Poltekkes Surakarta) di bawah pengawasan Kementerian Kesehatan dan Jurusan Okupasi Terapi di Poltekkes Surakarta menyelenggarakan Program Diploma 4 Okupasi Terapi. Semenjak pendirian akademi okupasi terapi di Surakarta banyak mahasiswa okupasi terapi Kanada melakukan praktik klinik di Indonesia, yang memperkaya pengalaman budaya mereka dari budaya Indonesia. Sebelumnya, beberapa mahasiswa okupasi terapi dari Belanda juga melakukan praktik klinik di Indonesia.

Proyek internasional dengan Ikatan Okupasi Terapi Jepang dirintis oleh Profesor Tsuyoshi Sato dari Departemen Okupasi Terapi Universitas Sapporo. Tujuan proyek ini untuk meningkatkan keterampilan akademik staf pengajar Akademi Okupasi Terapi Surakarta. Dua staf pengajar Bapak Bambang Kuncoro dan Bapak Khomarun diundang ke Jepang untuk meningkatkan pengalaman klinis di beberapa rumah sakit di Jepang selama tiga bulan. Proyek ini didanai oleh Japan International Cooperation Agency(JIMTEF).

Program okupasi terapi kedua didirikan di Jakarta pada tahun 1997 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tetapi saat ini bergabung dengan Program Vokasi Universitas Indonesia Jakarta.
Okupasi Terapi
Profesi ini sangat langka dan masih jarang diketahui oleh masyarakat di Indonesia, tapi sangat dibutuhkan dankebutuhannya sangat mendesak. Okupasi terapi namanya, dan para lulusan di jurusan ini akan sangat dibutuhkan di dunia kesehatan, lantaran andilnya dalam melatih pasien dengan gangguan jiwa dan fisik untuk mandiri di kehidupan sehari-hari.
Seorang okupasi terapis dapat bekerja di rumah sakit, klinik dan pusat rehabilitasi, sekolah khusus, industri dan perusahaan swasta, serta menjadi seorang pendidik dan konsultan. Ruang lingkupnya terdiri dari pediatrik (anak), geriatri (lansia), psikososial (gangguan jiwa), gangguan fisik, dan kesehatan kerja.

Cerahnya Prospek Masa Depan Jurusan Okupasi Terapis Dalam Bursa Kerja.

Daya Serap Lulusan 100 persen Berpotensi Kerja
Merka Luusan Okupasi Terapi (OT) saat ini mempunyai daya serap lulusan hampir 100 persen. Dari kesemua luusan berpotensi kerja di berbagai unit baik pada rumah sakit (RS) umum dan atau rumah sakit khusus (RSH). DaLam peraturan RS sendiri, baik RS pemerintah dan RS swasta harus mempunyai Klinik Okupasi Terapi. Bukan hanya itu, unit lain seperti sekolah, klinik, serta praktik dokter spesialis tentu menjadi lahan kerja bagi mereka lulusan ini.

Profesi Kesembilan Yang Paling Diidamkan di Dunia
Dalam catatan daftar pekerjaan idaman di seluruh dunia, Okupasi terapi masuk dalam 10 besar profesi yang paling diidamkan di dunia. Alasanya, karena pekerja ini mampu memberikan penghasilan sekira Rp 50 juta per bulan. karena jarangnya lulusan Okupasi Terapi, membuat mereka dibayar mahal. Dan memang sangat dibutuhkan di era modern yang kompleks seperti ini.

Jumlah Okupasi Terapis di seluruh Indonesia hanya 600 orang
Bayangkan saja dari jumlah penduduk Indonesia, Okupasi Terapis hanya 600 Orang. Ini sangat bebanding terbalik dengan jumlah Rumah Sakit, Sekolah dan Kinik yang ada di negara kita. tentu dengan keterbatasan SDM yang ada ini meningkatkan peluang kerja para lulusan Okupasi Terapis.

Lulusan Okupasi Terapis Berpeluang bekerja di luar negeri
Dengan keahlianya, Lulusan Okupasi Terapis memiliki peluang besar bekerja di Luar Negri. Apagi kita sudah masuk dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN jika mempunyai keahlian tentu akan meningkatkan daya saing di bursa kerja yang tersedia. Tentu dengan gaji dan bayaran yang berbeda dibanding bekerja di dalam negri.
Nah, jadi profesi Okupasi Terapi di Indonesia masih menjanjikan prospek kerja yang bagus karena peluang kerja yang masih banyak dan tenaga terapis yang masih banyak di butuhkan. Jadi untuk anda yang ingin menjadi seorang Okupasi Terapi bisa memahami arti dari Okupasi Terapi sehingga bisa memnentukan pilihan anda. Dan jurusan Okupasi Terapi hanya ada 2 di Indonesia yang pertama ada di Poltekkes Surakarta dan di Universitas Indonesia (UI).


1 komentar: