OKUPASI TERAPI DI INDONESIA
Sebelum membahas
tentang Okupasi Terapi di Indonesia terlebih dahulu kita harus mengerti apa itu
Terapi Okupasi, Terapi Okupasi adalah bentuk layanan kesehatan kepada
masyarakat atau pasien yang mengalami gangguan fisik dan atau mental dengan
menggunakan latihan/aktivitas mengerjakan sasaran yang terseleksi(okupasi)
untuk meningkatkan kemandirian individu pada area aktivitas kehidupan
sehari-hari, produktivitas dan pemanfaatan waktu luang dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Tujuan utama dari Okupasi Terapi
adalah memungkinkan individu untuk berperan serta dalam aktivitas keseharian.
Okupasi terapis mencapai tujuan ini melalui kerja sama dengan kelompok dan
masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk terlibat dalam aktivitas
yang mereka inginkan, butuhkan, atau harapkan untuk dikerjakan, serta dengan
mengubah aktivitas atau lingkungan yang lebih baik untuk mendukung keterlibatan
dalam aktivitas.
Sejarah Okupasi
Terapi di Indonesia.
Pelayanan
okupasi terapi di Indonesia dimulai sekitar tahun 1970 dipelopori oleh dua
orang okupasi terapis. Mereka adalah Bapak Harry Siahaan yang lulus dari
Selandia Baru dan Bapak Joko Susetyo yang lulus dari Australia. Bapak Harry
memulai pelayanan okupasi terapi di kesehatan jiwa dan beliau merupakan pelopor
pelayanan okupasi terapi di kesehatan jiwa. Sedangkan Bapak Joko mendirikan
pelayanan okupasi terapi di Rumah Sakit Ortopedi di Solo dan beliau merupakan
pelopor pelayanan okupasi terapi di gangguan fisik. Setelah itu, mereka berdua
mengelola pelatihan okupasi terapi asisten di rumah sakit besar di Indonesia.
Selama tahun 1970 – 1997, pelayanan okupasi terapi di rumah sakit dilakukan
oleh okupasi terapi asisten. Beberapa okupasi terapis dari luar negeri seperti
dari Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda juga datang ke Indonesia untuk
memberikan pelatihan untuk okupasi terapi asisten di beberapa rumah sakit.
Pada tahun 1989,
empat orang dosen dari Akademi Okupasi Terapi Surakarta dikirim ke Universitas
Alberta, Kanada untuk meraih Sarjana Okupasi Terapi dengan dibiayai The
Canadian International Developmental Agency. Mereka adalah Tri Budi Santoso,
Bambang Kuncoro, Dedy Suhandi, dan Khomarun. Mereka berempat menjadi staf inti
Akademi Okupasi Terapi Surakarta. Proyek lainnya termasuk persiapan jurusan
okupasi terapi pertama di Indonesia, kunjungan ke rumah sakit dan pembuat
kebijakan yang berkaitan dengan okupasi terapi, pelatihan kurikulum okupasi
terapi, penyediaan buku okupasi terapi dan peralatan laboratorium okupasi
terapi. Akademi Okupasi Terapi Surakarta, Indonesia didirikan pada tahun 1994.
Pada tahun 1997, mahasiswa okupasi terapi angkatan pertama lulus dan sebagian
besar dari mereka langsung bekerja. Pada tahun 2000, jurusan okupasi terapi
disetujui oleh WFOT. Departemen Okupasi Terapi Fakultas Rehabilitasi Medik
Universitas Alberta sampai sekarang membantu jurusan okupasi terapi di Sukarta.
Saat ini akademi okupasi terapi di Surakarta bergabung dengan Polteknik
Kesehatan Surakarta (Poltekkes Surakarta) di bawah pengawasan Kementerian
Kesehatan dan Jurusan Okupasi Terapi di Poltekkes Surakarta menyelenggarakan
Program Diploma 4 Okupasi Terapi. Semenjak pendirian akademi okupasi terapi di
Surakarta banyak mahasiswa okupasi terapi Kanada melakukan praktik klinik di
Indonesia, yang memperkaya pengalaman budaya mereka dari budaya Indonesia.
Sebelumnya, beberapa mahasiswa okupasi terapi dari Belanda juga melakukan
praktik klinik di Indonesia.
Proyek
internasional dengan Ikatan Okupasi Terapi Jepang dirintis oleh Profesor
Tsuyoshi Sato dari Departemen Okupasi Terapi Universitas Sapporo. Tujuan proyek
ini untuk meningkatkan keterampilan akademik staf pengajar Akademi Okupasi
Terapi Surakarta. Dua staf pengajar Bapak Bambang Kuncoro dan Bapak Khomarun
diundang ke Jepang untuk meningkatkan pengalaman klinis di beberapa rumah sakit
di Jepang selama tiga bulan. Proyek ini didanai oleh Japan International
Cooperation Agency(JIMTEF).
Program okupasi
terapi kedua didirikan di Jakarta pada tahun 1997 di Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, tetapi saat ini bergabung dengan Program Vokasi
Universitas Indonesia Jakarta.
Okupasi Terapi
Profesi ini
sangat langka dan masih jarang diketahui oleh masyarakat di Indonesia, tapi sangat
dibutuhkan dankebutuhannya sangat mendesak. Okupasi terapi namanya, dan para
lulusan di jurusan ini akan sangat dibutuhkan di dunia kesehatan, lantaran
andilnya dalam melatih pasien dengan gangguan jiwa dan fisik untuk mandiri di
kehidupan sehari-hari.
Seorang okupasi
terapis dapat bekerja di rumah sakit, klinik dan pusat rehabilitasi, sekolah
khusus, industri dan perusahaan swasta, serta menjadi seorang pendidik dan
konsultan. Ruang lingkupnya terdiri dari pediatrik (anak), geriatri (lansia),
psikososial (gangguan jiwa), gangguan fisik, dan kesehatan kerja.
Cerahnya Prospek Masa Depan Jurusan Okupasi Terapis
Dalam Bursa Kerja.
Daya Serap
Lulusan 100 persen Berpotensi Kerja
Merka Luusan
Okupasi Terapi (OT) saat ini mempunyai daya serap lulusan hampir 100 persen.
Dari kesemua luusan berpotensi kerja di berbagai unit baik pada rumah sakit
(RS) umum dan atau rumah sakit khusus (RSH). DaLam peraturan RS sendiri, baik
RS pemerintah dan RS swasta harus mempunyai Klinik Okupasi Terapi. Bukan hanya
itu, unit lain seperti sekolah, klinik, serta praktik dokter spesialis tentu
menjadi lahan kerja bagi mereka lulusan ini.
Profesi
Kesembilan Yang Paling Diidamkan di Dunia
Dalam catatan
daftar pekerjaan idaman di seluruh dunia, Okupasi terapi masuk dalam 10 besar
profesi yang paling diidamkan di dunia. Alasanya, karena pekerja ini mampu
memberikan penghasilan sekira Rp 50 juta per bulan. karena jarangnya lulusan
Okupasi Terapi, membuat mereka dibayar mahal. Dan memang sangat dibutuhkan di
era modern yang kompleks seperti ini.
Jumlah Okupasi
Terapis di seluruh Indonesia hanya 600 orang
Bayangkan saja
dari jumlah penduduk Indonesia, Okupasi Terapis hanya 600 Orang. Ini sangat
bebanding terbalik dengan jumlah Rumah Sakit, Sekolah dan Kinik yang ada di
negara kita. tentu dengan keterbatasan SDM yang ada ini meningkatkan peluang
kerja para lulusan Okupasi Terapis.
Lulusan Okupasi
Terapis Berpeluang bekerja di luar negeri
Dengan
keahlianya, Lulusan Okupasi Terapis memiliki peluang besar bekerja di Luar
Negri. Apagi kita sudah masuk dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN jika mempunyai
keahlian tentu akan meningkatkan daya saing di bursa kerja yang tersedia. Tentu
dengan gaji dan bayaran yang berbeda dibanding bekerja di dalam negri.
Nah, jadi
profesi Okupasi Terapi di Indonesia masih menjanjikan prospek kerja yang bagus
karena peluang kerja yang masih banyak dan tenaga terapis yang masih banyak di
butuhkan. Jadi untuk anda yang ingin menjadi seorang Okupasi Terapi bisa
memahami arti dari Okupasi Terapi sehingga bisa memnentukan pilihan anda. Dan jurusan
Okupasi Terapi hanya ada 2 di Indonesia yang pertama ada di Poltekkes Surakarta
dan di Universitas Indonesia (UI).